Kamis, 19 Desember 2013

Sosok Dino Patti Djalal, Si Optimis Yang Mengisnpirasi

 

"Karena sebagai bangsa, kita harus optimis. Semua persoalan pasti ada jalan keluarnya, kalau kita punya kemauan," 

Siapa yang tak kenal Beliau? Ia adalah Dino Patti Djalal Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Ia dilantik pada 10 Agustus 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dino lahir dari pasangan Hasyim Djalal (ayah) dan Jurni (ibu). Orang tuanya berasal dari Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat. Ayahnya, Hasyim Djalal, juga merupakan seorang diplomat Indonesia ternama.

Kariernya dimulai tahun 1987 ketika masuk Departemen Luar Negeri. Berbagai penugasan penting pernah diemban, antara lain sebagai Jubir Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur), Kepala Departemen Politik KBRI Washington dan Direktur Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri. Ia sempat menjabat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara dan Amerika Tengah di Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, sebelum akhirnya bersama Andi Mallarangeng kemudian ditunjuk sebagai juru bicara Presiden ketika Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden Indonesia.

Pendidikannya bermula dari SD dan SMP Al Azhar, kemudian dia melanjutkan pendidikan ke McLean High School, Amerika Serikat, kemudian pendidikan S-1 ke Universitas Carleton. Gelar M.A. diraihnya dari Universitas Simon Frazer di Kanada hingga kemudian meraih gelar doktor bidang hubungan internasional di London School of Economics and Political Science.

Saat remaja, Dino memang sudah menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam. Maklum, ayahnya kala itu adalah wakil duta besar. Namun itu tak membuatnya takut untuk mencoba mengambil pekerjaan sambilan.  Mengikuti teman-temannya, ternyata di Amerika Serikat juga banyak remaja yang bekerja sambilan sembari sekolah.

Setelah beranjak dewasa, ternyata Dino pun pernah bekerja sambilan sebagai pelatih tenis, koki di restoran, penjaga tiket bioskop, towel boy di tim basket, hingga asisten dosen. Gaji yang didapat umumnya setingkat minimum wage lebih sedikit dan tambahan penghasilan dari uang tip.

Akan tetapi, hal itu dilakukan diluar jam kuliahnya. Dia memang pintar dalam mengatur waktunya. Dia sangat pandai membedakan kapan waktu bekerja, belajar ataupun bermain. Sosoknya yang khas kini patut dijadikan teladan oleh semua orang terutama warga Indonesia.

Gagasan "Indonesia Unggul" yang telah ia kemukakan mulai hadir dalam banyak perbincangan diberbagai media. Dia memang benar dalam hal tersebut bahwa Indonesia memiliki putera-puteri unggul yang memang memiliki kapabilitas yang mengagumkan. Berbagai prestasi diraih baik dalam bidang akademik dan non-akademik. Hal itulah yang ia teriakkan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar optimis untuk memajukan bangsa dan negara.

Saya berpendapat bahwa, hal tersebut merupakan langkah yang tepat yang telah diambil oleh Bapak Dino. Sekarang bayangkan apabila Beliau berhasil membuat ke-240 juta orang Indonesia peduli dan optimis dengan masa depan bangsanya, maka kesejahteraan pun akan segera didapat.

Memang benar, Indonesia sedang mengalami keterpurukan. Tapi itu bukan berarti Indonesia tidak dapat bangkit dan terus menularkan keunggulannya.

Indonesia, bisa...













Sabtu, 12 Oktober 2013

Generasi baru : Generasi Penuh Kebersamaan

Selamat siang semuanya!
Sebelum saya jabarkan artikel sederhana yang berbau nasionalisme kali ini, saya ingin menginformasikan bahwa artikel ini tidak hanya diperuntukkan untuk rekan-rekan sekalian, teteapi juga ikut dilombakan dalam ajang Lomba Menulis di Blog "Generasi Muda Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan" (http://lomenulis.com/post/70080506896/lomba-menulis-di-blog-generasi-muda-indonesia-menjawab)

Seperti yang telah diinstruksikan pada link diatas, terlebih dahulu akan saya cantumkan mengenai biodata diri saya sebagai peserta lomba.

BIODATA DIRI

Nama Lengkap                 :               Rizky Zulkarnaen
Jenis Kelamin                    :               Laki-laki
Tempat Lahir                    :               Jakarta
Tanggal Lahir                    :               1 Maret 1996
Asal Sekolah                    :               SMA Negeri 2 Bogor
Kelas                               :               XII IPA I
Alamat Sekolah                :               Jl. Kranji Ujung 1 Budi Agung - Bogor-16310
Telepon Sekolah              :               Telp. 0251-8318761  Fax. 0251-8318761
Alamat rumah                  :               Gg. H. Minggu RT 05/02, Desa Pemagarsari,Kec. Parung, Kab. Bogor
Handphone                     :                085775537080        
Kategori lomba               :                Kategori 2 (Pelajar tingkat SLTA)


Generasi baru : Generasi Penuh Kebersamaan
(Generasi Muda Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan)

"Indonesia akan terus tumbuh menjadi bangsa besar. Itu karena kita punya banyak putera-puteri Indonesia berkemampuan unggul"

Kira kira seperti itulah kicauan pak Presiden SBY beberapa pekan lalu. Sebuah ungkapan sederhana yang mampu mencitrakan berjuta kebanggaannya terhadap apa yang telah dicapai oleh muda-mudi Indonesia di kancah nasional maupun internasional. Ada banyak sekali generasi muda Indonesia yang memang terbukti prestasinya dimata dunia.

Tidak hanya prestasi dalam bidang olahraga, dalam bidang akademik pun Indonesia tak mau kalah. Pelaksanaan olimpiade fisika, matematik, astronomi, kebumian, selalu mencantumkan nama Indonesia pada daftar negara kelas atas yang selalu diprediksi memborong logam medali bersama dengan China dan Finlandia. Begitu mengharukan apabila kita tanya pada mereka apa yang menjadi alasan mereka rela mengorbankan jiwa raganya, melakukan hal yang luar biasa, hanya untuk menjadi seorang juara. Ingin rasanya air mata ini menetes ketika mereka mengatakan, "Aku ingin mengharumkan nama Indonesia. Aku ingin membuktikan bahwa ibuku melahirkan seorang pejuang. Aku boleh saja kalah. Tapi untuk memperjuangkan Indonesiaku, aku tidak akan sekalipun memilih mundur.."

Kenyataannya, mereka yang menjadi juara adalah mereka yang berjuang mati-matian. Mereka yang juara adalah mereka yang mampu melewati batas kemampuan mereka. Mereka yang menjadi juara adalah mereka yang menangis dalam solatnya. Mereka yang menjadi juara adalah mereka yang mau bangkit!



Namun apakah benar dengan kemampuan dan pemikiran seperti itu, generasi kita mampu menjawab tantangan masa depan, seperti tema yang telah panitia lomba menulis artikel ini pinta? 

Mari sejenak berhenti berbincang mengenai apakah generasi ini mampu atau tidak menjawab tantangan masa depan dan kembali terlebih dahulu menengok apa yang sedang terjadi pada generasi ini. Sedikit kita tengok ke kiri dan ke kanan maka kita akan berkata.. "Hmm.. Tapi yaa inilah Indonesia. Prestasi, kebanggaan, pencapaian di negara ini seakan selalu diiringi oleh keterpurukan. Krisis ekonomi, kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme seakan sudah menjadi budaya. Tawuran, vandalisme dan degradasi moral melanda anak muda. 1001 masalah besar masih menggerogoti negara ini."

Sebenarnya sulit sekali mengartikan apabila ada sebuah ungkapan bahwa Indonesia adalah negara yang begitu dicintai oleh rakyatnya. Karena akan banyak sekali timbul pro-kontra tentang Indonesiaku. Kalo kita coba tuliskan seberapa buruk Indonesia, satu buku ensiklopedia pun belum tentu cukup. Keyboard qwerty paling mutakhir juga tidak akan mampu untuk menjabarkan blangsaknya Indonesia. Indonesia memang negara yang buruk. Dan harus kita akui itu.


Petinggi-petinggi yang harusnya menjadi teladan, malah korupsi. Pemimpin wakil rakyat yang harusnya membawa suara rakyat, malah moloor di ruang rapat/sidang. Produk impor yang harusnya dijadikan kebutuhan tambahan, sudah menjadi kebutuhan pokok.

Adalagi mahasiswanya yang hanya mementingkan IPK agar kelak jadi kacung di perusahaan-perusahaan asing, pelajarnya yang tak pernah bisa sadar akan pentingnya nasionalisme dan patriotisme dan masih banyak lagi. Miris.

Mungkin apabila kenyataannya adalah seperti yang baru saja kita bahas, sulit rasanya untuk menjawab apakah generasi kita mampu menjawab tantangan masa depan. Semua orang pun tahu, bahwa sepintar apapun suatu generasi dalam membangun bangsa namun terlihat jelas pula kebobrokan karakternya, maka tunggulah kehancuran dari bangsa tersebut. Hal ini sama halnya dengan pernyataan bahwa state building (pembangunan negara) itu juga harus diimbangi dengan nation building (pendidikan karakter).

Tapi cobalah kita tarik satu pokok masalah yang memang benar benar bisa membuat perubahan dan juga perbedaan. Sejenak kita berpikir dan merenung, menanamkan dalam hati "Perlu gak sih kita ungkit ungkit terus kebobrokan mereka yang gak malu KKN di negara sendiri? Perlu gak sih lagi-lagi kita bahas kejelekan Indonesia? Perlu gak kita ngurusin, nyela, mereka yg telah sekian banyak membuat onar? Apakah itu yang kita butuhkan?"

Sadarilah teman teman, yang paling kita butuhkan sekarang adalah generasi baru. Lebih tepatnya generasi baru yang membawa perubahan. Kenapa generasi baru? Karena masalah yang ada di negeri ini tidak akan pernah bisa berhenti apabila generasi penerusnya yang tidak berniat untuk menghentikan. Karena generasi barulah yang akan mewarisi amanat-amanat bangsa. Karena generasi barulah generasi yang bisa belajar dari pengalaman generasi yang sebelumnya. Dan karena generasi barulah yang akan bersiap-siap untuk menjawab tantangan masa depan.

Lantas, siapakah generasi baru tersebut? Kita! Ya, kita muda-mudi Indonesia. Kenapa kita? Karena hanya kitalah yang dapat memperbaiki semua kekacauan. Apakah kita sudah siap dan pantas? Karena untuk menjadi generasi baru yang benar benar 'baru' tidaklah mudah.

Ketahuilah, ini akan terasa sangat menyakitkan kelak menjadi generasi baru. Akan sangat menyakitkan ketika kita gak bisa lagi korupsi seperti mereka yang ada diatas kita. Akan menyakitkan saat kita harus jujur. Ini akan sangat menyakitkan saat kita harus bekerja siang dan malam padahal dulu diatas kita bekerja tak seberat apa yang kita lakukan. Ini akan sangat menyakitkan saat kita harus bertindak 'benar', dan meninggalkan, menjauhi kenikmatan-kenikmatan yang sebenarnya bisa saja kita ambil seperti apa yang dilakukan diatas kita dulu.

Ini akan terasa tidak adil saat kita memberikan penghargaan luar biasa terhadap mereka yang memiliki prestasi gemilang padahal dulu kita yang berprestasi tidak pernah dipedulikan. Akan terasa tidak adil kalau kita harus mengalahkan ego diri kita sendiri dan menjadikan masalah bersama menjadi prioritas. So, sangat sulit dan tidak adil kalau kita harus berubah dan ikut serta menjadi generasi baru. Ya kan?

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa harga untuk menjadi generasi baru tidaklah murah. Dibutuhkan sejuta pengorbanan untuk kata perubahan. Berkorban materi, waktu, bahkan perasaan. Dan sialnya, hanya dengan perubahan, bangsa kita bisa makmur dan sejahtera.

Tapi coba kita pikir dan bandingkan sejenak.. Kalau kita kembali ke paragraf awal, disitu disebutkan bahwa Indonesia memang benar memiliki generasi/orang-orang yang mau berkorban melakukan perubahan. Yang menjadi masalah adalah, ada berapa banyak? Karena apabila hanya segelintir orang dari 240 juta orang Indonesia yang mau berkorban, maka hasilnya akan sama saja. Sama seperti kata pak Harto dulu, "keberhasilan pangan tidak akan banyak berarti apabila jumlah penduduk terus bertambah." Kaitannya dengan kasus ini adalah, keberhasilan yang diciptakan orang Indonesia untuk Indonesia tidak akan berdampak apa-apa apabila jumlah orang yang tidak peduli dengan Indonesia juga bertambah.

Teman-teman, akhirnya kita temukan apa yang kita butuhkan. Kebersamaan dan kepedulian. Kebersamaaan dan kepedulian yang lahir pada generasi yang baru. Kekompakkan dari segala bidang yang ada. Bukankah kemerdekaan ini direbut dengan kebersamaan? Kala itu seluruh orang yang ada dipelosok Indonesia menginginkan kemerdekaan dan itu tercapai!

So guys if we started it as a family, so we will finish it as a family!

Sekarang bayangkan. Apabila ke-240 juta orang Indonesia peduli dengan masa depan bangsanya. Bayangkan apabila ke-240 juta orang Indonesia memiliki semangat layaknya seorang pejuang yang menginginkan kemerdekaan. Undescribeable..

Kala itu, kita pernah digetarkan dengan kemenangan timnas U-19 melawan Korea. Menangislah dan pecahlah kala itu suasana distadion Gelora Bung Karno saat wasit meniup peluit panjang. Mereka adalah generasi baru yang dengan kebersamaannya mampu kalap menggelagak bagai Garuda haus akan kemenangan. Mereka menginspirasi kita bahwa Indonesia bukanlah negara bawahan dan kita dapat terus berubah menjadi lebih baik. Mereka membuktikan bahwa perjuangan para pahlawan memerdekakan Indonesia kala itu bukanlah hal yang sia-sia. Mereka telah jatuh cinta dengan tanah air mereka sendiri. Mereka seakan tak pernah perduli bahwa sebobrok apapun negara mereka, itu tetap menjadi negara mereka!

Jadi tunggu apalagi kawan-kawan. Terus sebarkan semangat persatuan dan kesatuan keseluruh pelosok tanah air. Karna orang yang bisa menolong Indonesia adalah orang-orang Indonesia itu sendiri. Jangan berharap merdeka apabila sakit sedikit saja sudah mengeluh, jangan berharap menjadi negara maju apabila belum mencintai negara sendiri.

Ayooo kita ciptakan generasi yang baru! Indonesia boleh jatuh kemarin dan saat ini. Tapi hari esok, aku dan kamu yang merubah!!!


 






Selasa, 09 Juli 2013

Rejected

"...Excuse me. I'm sorry, I'm sorry everybody.
Can I.. Can I just get your attention for one minute?
Um, yeah.. I'll be taking a questions in a minute..."

"Okay.. here we go.
Um, hey.. Just show of hands, how many people applied to other  college? .... Everybody, yeah. And, how many of you got into the other places you applied to? .... Hmm... Nobody. Nobody got in anywhere else."

"Hey, you know what? I didn't either. I didn't get into a real college. I didn't get into a really really good college."

"I know what it's like to be rejected, it sucks. Rejection blows!! Being said NO to. You played tennis, basketball (or may be your own hobby), you studied hard enough, you sacrificed your time and money, but finally you're not gona make it. It is really dissapointed when your parrents said they were still proud of you when actually you got nothing."

--


Oke. Itu tadi cuma sekedar intermezzo aja kawan kawan yang gua ambil dari salah satu percakapan responden, ya.. mereka adalah beberapa anak yang baru aja lulus SMA tapi gak keterima di universitas manapun. Hmm.... sabar ya bro. Hidup ini emang keras!

Dan itu berarti, dia menunjukkan bahwa dirinya..


DITOLAK! 
*suara petir menggelegar*

Hmm, satu kata yang bisa ngebuat hidup kita berubah 720 derajat. Ya gak sih? Satu kata yang menurut gua kenapa sih harus ada? Saat kita udah berjuang mati-matian untuk ngeraih mimpi dan target, tapi ternyata akhirnya tuh sia-sia. Rasanya tuh kaya nangis, jerit jerit, nyakar nyakar, tapi cuma bisa didalem hati aja. Kenyataan yang buat kita berpikir, kenapa sih gak ada satu ruang/satu posisi/satu bangku aja yang bisa bikin gua nyelip disitu? Satu aja! Itu kan ga akan pernah berpengaruh apapun? Toh ketika gua ada disana, gua bakalan bener bener dan ga bakalan ngecewain siapapun. KENAPAAA???!!!! *jungkirbalikin meja komputer*

Ada orang yang bilang, orang sukses itu juga banyak banget gagalnya. Orang sukses itu sering banget disamperin sama yang namanya penolakan. Tapi, apakah berarti setelah gagal kita akan menemukan jalan seperti mereka yang akhirnya sukses? Iya? Semuanya bilang jangan pernah menyerah, suatu saat pasti kita bakalan dapetin petunjuk atau jalan yang terbaik. Tapi KAPAN?!!! *nyekek ade sendiri*

*sigh*

Oke cukup galau nya. Komputer udah ancur dan ade gua juga udah sesek napas.

Tapi, kalo mau ngomongin yang namanya penolakan/kegagalan yaa itu semua tergantung gimana kitanya, ya gak? Ada yang ketika ditolak, kerjaannya galau terus sampe akhirnya malah nyusahin orangtua jadi pengangguran. Ada yang coba usaha minta bantuan temen biar dapet kerjaan trus naikkin skill dikit dikit biar bisa naik pangkat. Ada juga yang gak berhenti belajar dan berkembang berharap bisa ngelamar pekerjaan yang dia pengen, atau mungkin ada yang abis ditolak jadi makin kece kaya gue, dan banyak lagi.

Dari kejadian-kejadian diatas, gua bisa nyimpulin kalo penolakan/keadaan yang menimpa kita sekarang itu cuma berpengaruh 10% terhadap kehidupan kita. Selanjutnya, kita yang menentukan. Asal mau berusaha dan terus cari peluang aja tipsnya.

Gak percaya? Pernah denger cerita tentang 3 orang pegawai yang di PHK sama bosnya?

Ini dia ceritanya..

Ada 3 orang pegawai yang kena PHK sama bosnya gara gara ada krisis diperusahaan yang ngebuat bosnya (dengan terpaksa) mengurangi jumlah pegawai. Setelah di PHK, masing-masing dari pegawai dikasih uang PHK gitu sebanyak 10 juta.


Pegawai pertama, setelah di PHK dia stres berat, depresi abis coyyy!! Akhirnya dia mutusin buat ngabisin 10 jutanya dengan cara beli minum-minuman keras sama obat-obatan terlarang gitu, berharap stresnya ilang. Setelah dia puas (karna udah abis juga duitnya) dia pulang naik motor dalam keadaan mabok. Diperjalanan tanpa sadar (euforia alias ngefly) dia nabrak bis pusaka dan akhirnya meninggal dunia. Tamat!

Pegawai kedua, setelah di PHK dia dendam bro sama bosnya. Kenapa harus dia yang kena PHK? Padahal ada temen temen dia yang juga jabatannya sama tapi enggak di PHK. Akhirnya dia mutusin untuk menggunakan uang 10 jutanya buat nyewa bodyguard alias killer payment (pembunuh bayaran) buat ngebunuh si bosnya. hahahaha *oke cukup*. Misi pun di laksanakan.. bosnya pun berhasil dibunuh. 1 minggu kemudian polisi menyelidiki dan akhirnya mengetahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut. Pegawai 2 tertangkap dan akhirnya dipenjara selama 15 tahun. Tamat!

Pegawai ketiga, setelah di PHK dia mencari peluang, berusaha agar dia bisa tetap hidup walaupun tidak menjadi seorang pegawai. Akhirnya dia memutuskan untuk menghabiskan uang 10 jutanya utk berwirausaha. *jeng jeng* Dia memulai usahanya dengan membangun sebuah toko kecil didepan rumahnya. Dari situ usahanya berkembang dan sekarang telah memiliki 20 agen pendistribusi kebutuhan-kebutuhan pokok. Hmmm... kece ya?

That's it! Gak salah dong kalo gua bilang, apapun yang menimpa kita hari ini, hanya berpengaruh 10% terhadap kehidupan kita kedepan. Gak salah dong kalo kedepannya itu, kita yang menentukan?

Mungkin, posisi kita jauh beda sama 3 pegawai tadi. Atau mungkin sama sekali gak ada hubungannya. Tapi pada hakikatnya sama aja kan? asal kita gak manja dan mau usaha untuk terus cari peluang, pasti dapet kok :-)

Forget the past! Forget the failure! Nobody can go back and make a new begining, but everybody can start now and make a new ending.

Bukankah seekor burung baru bisa terbang setelah dia menjatuhkan dirinya terlebih dahulu?


"You can't fly unless you let yourself fall - Justin Bieber"

Senin, 01 Juli 2013

The Truth


Siapa disini yang ingin membela kebenaran?

Pertanyaan yang seharusnya gak perlu jawaban. Kenapa? Karena tanpa lu tanya pun, kita semua udah tau jawabannya. Sama halnya ketika lu ditanya, mau masuk surga atau neraka? Sejahat apapun seorang penjahat, ketika ditanya akan hal itu maka mereka pasti jawab surga.

Cuma, konteks yang pengen gua bahas kali ini lain. Bukan tentang surga, atau neraka. Kita akan membahas sesuatu yg lumayan rumit yang sebenernya tanpa sadar selalu kita temui dikehidupan sehari-hari. Kita akan mempelajari apa arti dari sebuah kebenaran. *jeng jeng jeng*

Pasti semuanya angkat tangan bilang 'GUA' pas gua sodorin pertanyaan yang paling atas. Tapi coba kita tambahkan sedikit 'rasa' dalam pertanyaan itu agar lebih menantang. Bagaimana kalo "Siapa disini yang akan tetap membela kebenaran walaupun sama sekali gak ada yg ngedukung?" atau mungkin, "Siapa disini yang akan tetap membela kebenaran walaupun dengan cara yang salah?" atau juga, "Siapa disini yang akan tetap membela kebenaran walaupun sebenernya sama sekali gak punya hak untuk ikut campur?"

Untuk orang orang yang kurang kuat pendiriannya, mungkin akan ragu untuk tetep bilang "GUA" karena emang gak mau kena masalah. Mereka lebih seneng untuk berada dizona aman dan santai mereka.. Mereka cenderung rendah diri dan bukan tipe orang yang mau jadi jagoan atau ngerasa orang yang paling bener.


Gak ada yang salah sih dengan tipe orang yang kaya barusan. Tapi mungkin, gua punya beberapa tips bagi orang-orang yang teguh pendiriannya tetep bilang "GUA bakalan tetep memebela kebenaran gimanapun situasinya!"

Tapi sebelumnya kita harus menanamkan, meresapi, dan merasakan terlebih dahulu kata kuncinya. Ini dia ....

"Gua gak pernah takut kalo hal yang gua lakuin itu bener!"

Udah dibaca?

Dipahami?

Sekali lagi deh, "Gua gak pernah takut kalo hal yang gua lakuin itu bener!"

Diresapi udahh?

Dirasakan...???

Okesip! Nah.. ini dia.
Untuk memperjuangkan apa yang menurut kita benar itu gak mudah. Untuk memahami bahwa sesuatu yang kita lakukan itu benar jg susah. Kecuali kalo elu liat ibu-ibu dijambret trus jambretnya lu kejar, lu tangkep dan akhirnya lu bawa ke kantor polisi, itu jelas kalo elu melakukan hal yang benar. Gimana kalo misalnya elu yang jadi polisinya sekarang trus jambret yang tadi ditangkep itu ternyata bokaplu? Apakah elu akan tetap membela kebenaran? Ga ada yang tau.

Terkadang situasi emang menyulitkan kita untuk "stay do the right thing". Tapi akan gua jabarkan bahwa sebenarnya ada kok orang orang yang konsisten membela kebenaran gimanapun situasinya. Karena mereka sudah memahami, meresapi, dan merasakan 'kata kunci' yang belum lama kita baca.

Seperti :

1. Orang yang tetep membela kebenaran walaupun gak ada yang dukung.
Nabi Muhammad salah satu contohnya. Ketika beliau diangkat menjadi seorang rasul, hampir seluruh kaum yang ada diwilayahnya menentang ajarannya. Sama sekali gak ada yang dukung. Sampe-sampe petinggi dan pejabat-pejabat disana ngerasa risih sama beliau yg akhirnya ngajak berunding. Pejabat2 itu bilang "Hey Muhammad, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Harta, kekuasaan, wanita? Kami bisa saja mengabulkan semuanya untukmu asal kamu berhenti untuk melakukan dakwah ajaranmu, sok membereskan akhlak akhlak kami." dengan lembut beliau menjawab, "wahai paman. sekalipun kau meletakkan bulan ditangan kiriku dan matahari ditangan kananku, sungguh aku tidak akan pernah berhenti berdakwah dan melakukan hal yang benar."

Luar biasa. Sudah ditawarkan kenikmatan yang begitu nyata menggiurkan, beliau tidak berhenti untuk membela kebenaran ditengah cacian dan makian orang-orang. Bahkan pernah dilempari batu, beling?
Tapi lihat dampaknya sekarang. Dengan keteguhannya, beliau mampu membuat separuh orang-orang dibumi ini mengikutinya. Dan itu semua karna beliau tidak pernah takut dengan apa-apa yang dianggapnya benar meskipun tak ada seorangpun yang memberikan dukungan.

2. Orang yang tetep membela kebenaran walaupun dengan cara yang salah.
Yang ini mungkin sering kita lakuin. Kaya : mutusin pacar dengan alasan pengen tobat/belajar (basi!), senior yg pengen buat juniornya respect dengan cara bullying, mencuri duit koruptor untuk beramal, nerobos lampu merah biar gak telat skolah, dll.

Sebenernya ini agak krusial dibanding tipe pembela kebenaran yang lainnya. Salah satu contoh kasusnya adalah kasusnya Bartleby Gein dalam film Accepted. Bayangin aja, dia mendirikan sebuah universitas secara illegal dengan cara menempati rumah sakit bekas sebagai kampusnya. Dia cuma pengen ada wadah bagi orang-orang yg gak keterima diuniversitas manapun tetep bisa ngembangin bakat dan kreativitasnya. Dan karna dia, dia berhasil menyelamatkan ratusan pengangguran yang ada dinegaranya. Tapi apakah dia melakukannya dengan hal yang benar?

Kita harus tau, bahwa banyak banget hal terburuk didunia ini terjadi atas niat yang baik dengan embel-embel membela kebenaran. Kita boleh aja melakukan hal benar dengan cara yang salah (menurut gue) asal, analisis dulu lebih dalam, benefit atau manfaat yang kita dapet itu jauh lebih besar daripada kerugian dari kesalahan yang kita perbuat apa ngga? Jangan sampe nanti kita malah bikin rugi diri sendiri apa lagi orang banyak. Inget kawan, kita itu dikasih pikiran dan hati sama Tuhan yang akan membuat kita lebih dewasa untuk menentukan keputusan yang kita ambil. So, use it!

3. Orang yang akan tetep membela kebenaran walaupun gak punya hak untuk ikut campur urusan orang.
Ini adalah tipe pembela kebenaran sejati. Hahahaha
Dia akan ngelakuin hal apa aja yang menurut dia bener dengan segala cara dalam segala situasi. Dia gak peduli dibilang sok tau, tukang ikut campur? Yang dia tau dia cuma pengen menegakkan keadilan. *prok prok prok*

Ini tipe paling mulia sekaligus paling beresiko. Apalagi hal yang dilakuin belom tentu bener. Bisa digebukin kayanya. Hahahahaha

Oke cukup. mungkin disini kalian pada bingung kenapa sih gua ganteng bgt? *ehh
Maksud gua, kalo kalian bingung dan pengen nanya gua, kenapa sih nulis nulis tulisan aneh kaya gini?

Hufftt....

Teman-teman..
Kita harus tau, kalo sebenernya dikiiiittt banget kebenaran yang ada didunia ini. Tapi ketika kita liat satu aja, kita tau kalo itu merupakan suatu kebenaran. Mau berapa banyak lagi kejahatan yang bakalan kita biarin menimpa anak cucu kita nanti kalo kita gak membela kebenaran sekarang?

Sob, sist.. Jangan pernah takut kalo apa yang lu lakuin adalah sesuatu yang benar. Karena orang orang besar itu lahir karna melakukan kebenaran, sekecil apapun itu.

Kehidupan ini cuma sekali kan? Tapi kalo lu lakuin itu dengan BENAR, sekali pun cukup.

Kalo bukan kita yang berani melakukan hal yang benar, siapa lagi?


Dan ketika kita selesai melakukan hal yang benar, let it loose.. You'll see the light!


Selasa, 11 Juni 2013

People Judge Something By It's Cover?

"People judge something by its cover"
Orang-orang menilai sesuatu itu dari covernya. Gak bisa dicoret, gak bisa dibantah karna emang itu kenyataannya. Orang bakalan nilai orang itu sukses kalo dia punya lamborgini. Orang bakalan nilai orang itu berpendidikan tinggi kalo bahasanya keren, orang bakalan bilang gua ganteng karna emang gua ganteng *ehh

Jadi kesimpulannya, orang itu bakalan menilai sesuatu itu sempurna kalo emang sesuatu itu terlihat sempurna. Apalagi yang pas namanya first look, first touch, first impression? Itu semua harus dibuat sesempurna mungkin kalo emang lu pengen dipandang sebagai seonggok daging yang berkualitas. Atau seenggaknya, elu punya bakat atau otak yang ga biasa. Lebih dari yang lainnya.

Trus gimana nasib nasib orang yang kaya gini :




Atau yang kaya gini :





Seakan mereka tuh ga akan pernah bisa keliatan sempurna didepan siapapun. Itu yang ngebuat mereka semakin menutup diri dan ga pede untuk memperbaiki diri mereka. Mereka percya akan hukum kesenjangan. Mereka sadar kalo mereka adalah kelompok yang kesenjangannya dibawah rata-rata.

Nah, setelah melakukan observasi dan menelaah pengalaman sendiri, ada beberapa tipe sifat dari orang-orang yang mereka pikir mereka adalah orang-orang yang 'kurang' ini. Diantaranya :

1. Orang yang selalu galau dengan kekurangannya.



Tipe ini, adalah tipe paling parah yang juga banyak dialamin orang-orang. Mereka galau kenapa muka mereka dibawah kkm, mereka galau kenapa nilai mereka jelek terus, mereka galau kenapa baju mereka kusam dan lecek, dan masih banyak lagi kasus lainnya. Mereka adalah orang-orang yang selalu ngerasa pengen bunuh diri saat ngeliat diri mereka sendiri dicermin. Tapi, jangan salah. Mereka juga punya kelebihan. Kelebihan dari orang ini adalah sifatnya yang gak sombong dan tau kalo dirinya punya kekurangan.

2. Orang yang cuek aja dengan kekurangannya.



Nah, tipe ini adalah tipe yang emang gak normal. Orang ini adalah orang yang selalu cuek kalo mukanya jelek, selalu cuek kalo badannya bau, cuek kalo mereka gembrot, cuek kalo beloon,  pokoknya nggak pernah peduli dengan kekurangan yang mereka punya. Orang ini adalah orang yang kalo ditanya kenapa cuek, mereka bakal jawab "idup idup gue, kenapa elu yang repot?" Hebatnya dari tipe ini adalah mereka bisa tetep pede tampil didepan siapapun dengan segala kekurangannya karna mereka cuek!


3. Orang yang berusaha untuk memperbaiki diri dari kekurangannya.
Sekilas, ini merupakan tipe yang paling bener diantara 2 tipe diatas. Kenapa? Karna orang ini adalah orang yang coba untuk nyisir biar rada cakep, orang yang nyoba pake cologne biar ga bau, orang yang nyoba belajar biar gak remedial, orang yang coba cari duit biar bisa tetep hidup. Mereka adalah tipe orang yang hobi untuk memodifikasi dirinya masing-masing untuk menjadi lebih baik. Tapi kenyataanya, banyak daripada tipe orang ini yang gak pernah puas dengan modifikasi yang mereka ciptakan. Mereka akan teteap merasa si A atau si B lebih ganteng atau lebih hebat karena ngerasa emang dirinya udah terlahir jelek.

Jadi, tipe orang jelek manakah anda? Hahahahaha

--

Ngga, gua bercanda kok.
Gua cuma mau ngasih tau kalo emang bener ga ada satu hal pun didunia ini yang sempurna. Mungkin, pada kenyataannya ada orang yang lebih sederhana, dan lebih banyak kekurangannya dibanding yang lain dan terkadang itu semua ngebuat kita risih dengan diri sendiri. Ya gak sih?

Tapi coba pikir deh.. Kita jelek, kita bodoh, kita gak guna, itukan menurut kita? Menurut orang lain? Belum tentu. Coba kita ambil hikmah dari ketiga tipe orang yang 'kurang' diatas lalu kita gabungkan. Kita boleh sedih kalo terlahir didunia ini dengan wajah pas-passan, otak bloon, kurang mampu. Tapi itu bukan alasan buat kita untuk berenti memperbaiki diri kita sehingga bisa jadi pribadi yang lebih baik. Dan yang paling penting, harus bisa pede meskipun punya banyak kekurangan.

Dan sebenrnya sih, gua ga nganjurin untuk merubah diri kita agar tampak sempurna kok. Karna Leonardo Da vinci (masih sodara) pernah bilang, "simplicity is the ultimate sophistication". Kesederhanaan adalah sebuah kesempurnaan.

Liat jokowi. Dia sederhana kan? Tapi coba pandang kualitas manusianya. Liat google. Tampilannya sederhana banget kan? Tapi itu yang paling banyak digunain dibanding mesin pencari yang lain. Kita harus tau, kalo sesuatu yang sederhana/jelek bukanlah sesuatu yang tidak berkualitas.

Bahkan, untuk sukses pun kita hanya perlu melakukan hal yang sederhana. TAPI, dengan pengembangan yang tanpa henti. Berhentilah jadi orang yang serba perfeksionis. Bentar bentar ngaca, bentar bentar komplain. Orang yang seperti itu ga akan bisa maju karna dia terlalu sibuk menciptakan dan menjaga kesempurnaannya. Bahkan sering juga mereka lupa untuk melakukan hal lain yang memang harus mereka lakukan.

Memang orang akan melihat kita jelek/buruk pada awalnya.
Selebihnya, kita yang menentukan!

Rabu, 13 Maret 2013

Harapan Sederhana Kakek

Kalau Allah menghendaki umur Kakek 25 tahun lagi itu urusan Allah. Kalau Allah menghendaki besok meninggal itu juga urusan Allah.

Hidup merasa tipis.. Penyakit Kakek, merasa berat.
Umur Kakek sudah 78 tahun. Kakek dilahirkan dari keluarga tidak mampu. Ceritanya selagi masih orok diambil oleh saudara buyut karena saudara buyut itu enggan punya anak, namanya Mak Dilem.

Namanya anak kecil hidup tidak seperti anak sekarang. Pakaian compang-camping bahkan sudah besar umur 6 tahun masih telanjang, karena waktu itu jaman penjajah dan anak kampung, susah pakaian. Sehingga laksana umur 6 tahun 1936 ingin jadi orang. Makan pagi sore tidak, makan pagi sore tidak. Makan seadanya, apakah itu bubur, apakah itu daun-daunan dari kebun, daun singkong dari sawah dan daun genjer. Adanya makanan hanya singkong, itupun kalau ada. Tidak seperti sekarang banyak roti dan lain-lain. Menderita terus sehingga 1942 yaitu jaman Jepang. Jaman itu banyak orang mati kelaparan, pakaian orang pakai karung. Kakek pada waktu itu cari hidup umur 7-8 tahun, cari daun pembungkus belanjaan bawa ke pasar, dijual atau ditukar dengan makanan. Dengan bahasa sekarang "gembel". Maklum jaman-jaman penjajah. Sekarang jaman modern sudah banyak barang impor dan produksi dalam negeri.

Maka dari itu anak, cucuku dan buyutku hidup jangan seperti Kakek, hidup jangan seperti Kakek, dengan kata lain "gembel". Jaman sekarang harus banyak belajar cari ilmu dunia dan akhirat untuk bekal hidup dihari tua. Alhamdulillah Allah melindungi sampai umur 78 tahun. Tahun 1942 hijrah ke Jakarta. Emak jadi pembantu rumah tangga, Kakk pesuruh dirumah China. berliku-liku hidup dijalani oleh Kakek.

Tahun 1952 kawin dengan Emak. Itu tidak kurang menderitanya mengurus anak dengan Emak, itu juga tidak kurang menderitanya. Mengurus anak, Kakek dan Emak supaya anak jangan seperti Kakek diatas.

Alhamdulillah 1974, Mimah sudah bekerja. Bantu Kaek dan Emak kasih makan adik dan pendidikannya. Alhamdulillah sekarang tidur tidak kebocoran dan tidak dingin lagi. Dulu atap rumah dari kirai dan pagar bilik bambu.











Untuk kalian, hikayat seharga tangan kanan Kakek




Rabu, 29 Agustus 2012

Stranded

All I hear is raindrops. Falling from the rooftop..
Same with the teardrops. Falling, looking for a reason

I didn't strong enough for you, as you want..
And now look only at me! An empty lonely ghostman
It doesnt mean i'll never get hurt

I thought that from this heartache
I could escape.

well, tell me why'd you have to go?
Cause this pain I feel it won't go away.
The pain i feel, never ever comparable to the regret that comes everyday when you're runaway

I knew something must have come and gone for sure
May be this is the time for you to go
but what struck me in such a great sick.. is the fact that your leaving could not go away from my mind
And would never go away. Baby, it stays on my mind

it feels like a cool breeze suddenly become a dry arid from looking at your face on the wall.

Well I thought I could just get over you baby
But I see that's something I just can't do
From the way you would hold me
To the sweet things you told me
I just can't find a way.. 

Just a couple days ago you were my baby
Now I don't even know you at all.. I don't know you at all

I wish that you would call me right now. So that I could get through to you somehow

But I know it cant be true cause..
You want go away while i wont you go away

What do you want hon, what?
Because im tired trying to figure it out.

Trust me, pain beats every regrets that comes everyday and even twice. far more painful for missing you.